Bintang reality show TV di Inggris, Zara McDermott, berbicara mengenai periode traumatis dalam hidupnya saat masa puber - pada usia 14 tahun, dia merasa ditekan oleh seorang anak laki-laki di sekolah, untuk mengirimkan foto-foto intim dirinya.
Foto-foto porno anak sekolah
Dia pernah dirisak dan merasa sendirian. Dia mengira bahwa teman laki-lakinya itu menyukainya, yang bisa membantunya status sosial di antara teman-teman kelasnya. Tapi lelaki itu justru membagikan foto-foto intim itu di sekolah, dan keadaan semakin memburuk.
Peristiwa penyebaran foto-foto intim oleh orang dekatnya di sekolah ini bukanlah yang terakhir bagi Zara. Di usia 21 tahun, atau selama kemunculannya di program Love Island pada 2018, hal ini terulang lagi.
"Dalam hal penyebaran foto-foto di lingkungan sekolah, seperti yang terjadi pada Zara, anak-anak harus tahu bahwa jika mereka menjadi korban kekerasan seksual berbasis gambar, mereka tidak boleh disalahkan karena mengambil foto itu untuk pertama kali. Mereka butuh rasa aman untuk melaporkan ini ke sekolah atau kepolisian tanpa takut mendapat masalah."
TS mengirim gambar-gambar porno itu kepada empat orang siswi. Orangtua dari salah satu siswi itu yang mengetahui anaknya kerap menerima kiriman foto-foto porno kemudian melaporkan TS ke Polda Metro Jaya.
Merdeka.com - Seorang siswa salah satu SMP di Kabupaten Tasikmalaya mengalami trauma usai mendapatkan kekerasan verbal. Hal itu terjadi setelah foto-foto syur ibunya menyebar di kalangan guru hingga teman-teman sekolahnya.
"Korban mengalami trauma lantaran foto-foto ibunya yang tanpa busana tersebar ke teman-teman sekolah dan gurunya. Karena malu, korban bersama keluarga melaporkan hal itu ke kami," ujarnya, Senin (28/9).
"Setelah saya tanyain, dia mengaku anaknya ada diminta foto bagian atas bagian bawah. Fotonya sudah dikirim. Katanya dikirim karena sempat dapat ancaman kalau nggak dikirim akan dihukum, bahkan dikeluarkan dari sekolah," kata Zuhri.
Pelakunya Oknum Pegawai TU Salah Satu SD di TabananTABANAN, NusaBaliAkibat keisengannya, salah seorang oknum pegawai Tata Usaha (TU) di sebuah sekolah dasar di Kecamatan Tabanan berinisial AR,24, kini harus berurusan dengan polisi. AR dilaporkan orangtua salah satu siswi kelas VI SD tersebut ke Polres Tabanan gara-gara mengirim foto porno ke handphone milik siswi tersebut. Kini AR yang dikabarkan anak mantan pejabat kepolisian ini harus merasakan dinginnya sel tahanan Polres Tabanan.Informasi yang dihimpun NusaBali, Rabu (20/4) kemarin aksi sebar foto porno tersebut ketahuan ketika orangtua siswi itu melihat ada gambar-gambar dewasa yang dikirimkan melalui Blackberry Massenger (BBM) di HP putrinya. Tak terima dengan kiriman gambar tak pantas itu, ortu siswi tersebut kemudian melapor ke Polres Tabanan, Jumat (15/4) lalu. Polisi pun langsung menindaklanjuti laporan itu dan langsung menangkap pelaku hari itu juga.Salah seorang sumber di sekolah tersebut mengatakan, jika petugas TU yang berinisial AR asal Delod Peken, Tabanan itu sudah bekerja sejak Maret tahun 2015 lalu. Dirinya mengatakan jika pihak sekolah tidak mengetahui adanya penyebaran gambar porno tersebut. Pihaknya baru tahu setelah petugas kepolisian mendatangi sekolah tersebut untuk menggali keterangan dan mengamankan AR. "Kami awalnya tidak tahu ada penyebaran gambar porno itu ke siswi," ujar sumber ini. Sumber lain juga menyebutkan pelaku merupakan putra mantan petinggi di Polres Tabanan. Menanggapi kasus itu, Kapolres Tabanan AKBP Putu Putera Sedana ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut, dan pihaknya sudah menangani kasusnya. Namun AKBP Sedana belum bisa berkomentar banyak dan berjanji besok (hari ini) akan membeber lengkap kasus tersebut. "Benar adanya kasus itu, tapi sekarang kami masih adakan penyelidikan lebih lanjut. Besok (hari ini) aja," katanya singkat saat dikonfirmasi, Rabu (20/4). Sementara Kepala UPTD Disdikpora Kecamatan Tabanan, I Nyoman Budiarsa ketika dikonfirmasi mengatakan sudah mendengar adanya kasus penyebaran foto porno oleh oknum pegawai TU kepada seorang siswi seperti yang diinformasikan oleh kepala sekolah SD bersangkutan. Namun pelaporannya tersebut tidak detail, hanya secara lisan diinformasikan. "Pelaku masih status kontrak," kata Budiarsa singkat. 7 cr61
#SahabatDikbud , harap berhati-hati dalam mengunggah foto anak di media sosial di hari pertama sekolah, ya. Silakan simak panduan berikut ????????. #haripertamasekolah #hps #pengenalanlingkungansekolah #pls #senangdisekolah #semuabisasekolah
1. Jangan memasang identitas lengkap anak, seperti nama lengkap, tanggal, lahir, nama sekolah, alamat sekolah, nomor telepon, dll.2. Hati-hati, pastikan fitur geo-tagging atau penanda lokasi dimatikan saat memutuskan memasang foto anak.3. Bila ingin berbagi foto anak, sebaiknya terbatas pada keluarga dan lingkungan dekat yang bisa dipercaya, tidak kepada publik luas. Setiap media sosial bisa mengatur jenis privasi dan peredaran foto.4. Jangan memasang foto anak yang memungkinkan ia mendapatkan pelecehan, penghinaan dan perundungan.5. Pikirkan dari sisi anak, apakah ia akan senang dangan foto yang dipasang, atau malah akan merasa malu dan sedih.6. Jangan memasang foto anak lain tanpa seizin orangtuanya.7. Ajak keluarga dan teman untuk berhati-hati saat memasang foto anak.
Selamat tahun ajaran baru, #SahabatDikbud ! Ragam kegiatan apa saja yang bisa dilakukan orang tua saat mengantarkan anaknya di hari pertama sekolah? Yuk, simak infografik berikut. Orang tua hebat, orang tua terlibat. ???????? . . #haripertamasekolah #hps #pengenalanlingkungansekolah #pls #senangdisekolah #semuabisasekolah #pendidikanuntuksemua . . #terusan @sahabatkeluargakemdikbud
1. Adakah informasi mengenai program sekolah?2. Bagaimana sekolah dalam menangani masalah kesiswaan, baik masalah akademik maupun non akademik?3. Apa saja kegiatan ekstrakulikuler yang bisa diikuti anak?4. Adakah nomor telepon wali kelas atau sekolah yang bisa dihubungi?5. Adakah jadwal rutin pertemuan antara orangtua dengan wali kelas? Jika tidak ada, apakah orangtua bisa mengatur sendiri pertemuan dengan wali kelas?
Liputan6.com, New York William James Vahey, seorang Warga Negara Amerika Serikat (AS), kabarnya pernah bekerja di Indonesia sebagai guru di Jakarta International School (JIS) selama 10 tahun, yakni dari 1992-2002. Seperti dikutip dari fbi.gov, Rabu (23/4/2014) pria berusia 64 tahun itu ternyata pernah mengalami pelecehan seksual saat masih anak-anak.Vahey yang pernah dipenjara di California pada tahun 1969 dengan tuduhan penganiaayan anak, ditemukan bunuh diri pada bulan lalu setelah ketahuan pimpinannya memiliki foto-foto porno anak-anak lelaki yang kelihatannya dibius terlebih dahulu. Pada saat itu, Vahey mengajar sejarah dunia di kelas sembilan dan Geografi di American Nicaraguan School di ManaguaKetika pihak sekolah memperlihatkan foto-foto tersebut, Vahey mengaku ia pernah dilecehkan sewaktu kecil dan memangsa anak laki-laki lainnya di seluruh hidupnya. Vahey sudah mengajar di sekolah swasta di sembilan negara berbeda sejak 1972. Korbannya diyakini anak laki-laki berusia antara 12-14 tahun dan mungkin korban tak menyadari apa yang menimpanya.Agen Khusus Patrick Fransen menjelaskan, setidaknya ditemukan ada 90 foto korban Vahey. Di foto-foto itu tercantum tanggal dan lokasi saat Vahey mendampingi field trip siswa mulai tahun 2008. Dari penyelidikan memang terungkap Vahey menemani murid-murid dalam perjalanan yang sama di sepanjang karirnya.Fransen yang merupakan pensiunan FBI selama 16 tahun mengkhususkan diri dalam kejahatan anak-anak. Ia mencatat Vahey telah mengajar di sekolah AS sejak 1970an. "Saya khawatir ia sudah memangsa banyak siswa lainnya sebelum tahun 2008,"Saya belum pernah melihat kasus lain di mana seorang individu sudah mencabuli banyak anak selama jangka waktu yang panjang."Selain mengajar, Vahey melatih tim basket untuk anak laki-laki di beberapa sekolah tempat ia mengajar. Guru yang populer dan dihormati itu sudah biasa mengatur perjalanan siswa ke luar kota dan menggkoordinasi agenda perjalanan termasuk penempatan kamar anak-anak."Dia memiliki akses ke anak-anak karena posisinya yang dipercaya," kata Fransen."Dia menciptakan sistem yang memberinya kesempatan dan sarana untuk menganiaya anak-anak di mana anak-anak itu tak sadar sehingga mustahil bagi mereka untuk membela saat penganiayaan," kata Fransen.Menurut pengakuannya sendiri, Vahey menggunakan pil tidur ke korbannya. Tapi penyelidik ingin mempelajari lebih lanjut tentang metode dan obat yang digunakannya.Vahey selama empat dekade terakhir mengajar di sekolah-sekolah Amerika di Nikaragua, Inggris, Venezuela, Indonesia, Arab Saudi, Yunani, Iran, Spanyol, dan Lebanon. Korbannya adalah multinasional.
GUNUNGKIDUL, iNews.id - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul memastikan perempuan yang foto-foto mesumnya beredar dua hari terakhir, kepala sekolah (kasek) Taman Kanak-Kanak (TK) swasta di kabupaten itu. Instansi ini telah menangani kasus melibatkan pelaku berinisial FH (44).
"Sudah banyak kasus terkait foto-foto siswi sekolah yang disebar di Facebook atau situs-situs pornografi. Namun, kasus ini sangat langka karena anak-anak perempuan itu difoto saat sedang melakukan aktivitas seks dan disebar di antara para pemuda Irlandia," lanjut sumber kepolisian itu.
"Saya ke sini mendampingi korban dan ibu korban untuk melaporkan kejadian kekerasan verbal yang dialami anak ini. Selama ini, korban trauma karena potongan screenshot video tak senonoh ibunya disebarkan oleh seseorang di media sosial dan dikirim oleh pelaku langsung ke WhatsApp teman dan guru di sekolahnya," jelas Kepala KPAID Kanupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, kepada wartawan di Mako Polresta Tasikmalaya, Senin 28 September 2020.
Ato menambahkan, selama ini ibu korban berstatus janda muda berusia 35 tahunan dan membesarkan anak-anaknya sendirian. Diduga, foto-foto tak senonoh yang disebarkan pelaku merupakan potongan rekaman video tak senonoh melalui video call whatsapp. 2ff7e9595c
Comments